Kesulitan Adalah Peluang Tunjukkan Kehebatan

By | 03 August 2022 12:56:52 | 321 | 0
selular.id
selular.id

Al-Imam Ibnu Abbas RA meriwayatkan bahwa dua ribu tahun sebelum Allah SWT menciptakan manusia, Allah SWT terlebih dulu menciptakan bangsa jin, setelah sebelumnya Allah SWT menciptakan bangsa Malaikat. Bangsa jin banyak berbeda dengan Malaikat, Malaikat tidak perlu makan dan menikah sementara jin sangat memerlukan itu. Dan perbedaan yang paling mencolok adalah bahwa jin memiliki hawa nafsu.

Semula, Allah SWT memberi mandat kepada bangsa jin untuk menjadi khalifah di bumi, yakni agar mereka memakmurkan bumi dengan cinta kepada Allah dan cinta kepada sesama. Allah SWT menyerahkan bumi kepada mereka untuk diperindah dengan kehidupan penuh cinta dan kasih sayang, namun mereka lebih sering menuruti hawa nafsu sehingga bumi lebih banyak diwarnai dengan kedurhakaan dan pertikaian, sehingga pada akhirnya Allah memutuskan untuk mencabut mandat itu dari mereka. Sementara bangsa Malaikat menyaksikan semua yang terjadi pada bangsa jin dan bumi.

Tidak lama kemudian Allah menciptakan makhluk baru yang diberi nama “manusia”, ia banyak berbeda dengan bangsa jin, namun dalam beberapa hal penting mereka sama, khususnya keperluan makan dan menikah, bahkan yang paling serius adalah bahwa mereka sama-sama memiliki hawa nafsu. Malaikat tahu persis tentang semua itu. Setelah melalui proses yang dikehendaki, Allah menyelesaikan penciptaan manusia pertama yang diberi nama”Adam”, kemudian Ia memanggil semua Malaikat dan menjelaskan rencana-Nya. Tentang hal ini Allah bercerita dalam surat Al-Baqarah ayat 30:

Waidz qaala rabbuka lil malaaikati innii jaa’ilun fil ardhi khaliifatan, qaaluu ataj’alu fiihaa man yufsidu fiihaa wa yasfikuddimaa-a, wanahnu nusabbihu bihamdika wanuqaddisu laka, qaala innii a’lamu maa laa ta’lamuun.

Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Allah berkata kepada semua Malaikat: ‘Sesungguhnya aku menjadikan khalifah dibumi’. Mereka berkata: ‘Apakah Engkau menjadikan khalifah di bumi yang akan merusak di bumi dan suka menunmpahkan darah? Sementara kami selalu menyucikan dan memuji-Mu’. Allah berfirman: ‘Aku Maha Tahu terhadap apa yang tidak kalian tahu’.

Malaikat meragukan manusia yang memiliki hawa nafsu seperti khalifah sebelumnya, mereka hawatir bangsa manusia sama saja dengan bangsa jin, bahwa nanti mereka juga akan merusak di bumi dan saling membunuh karena berebut kesenangan dunia. Malaikat bahkan menawarkan diri untuk ditugaskan sebagai khalifah di bumi, mereka menjamin untuk tidak mengecewakan Allah karena mereka selalu patuh memuji dan menyucikan-Nya. Namun Allah tidak merubah rencana-Nya dan menyatakan bahwa ada sesuatu yang tidak mereka ketahui.

Setelah kehidupan manusia berlangsung di bumi, ternyata banyak di antara mereka yang berhasil menjadi hamba-hamba yang selalu ingat kepada Allah, maka dalam banyak kesempatan Allah membanggakan mereka dihadapan para Malaikat, misalnya ketika banyak manusia yang mau meluangkan waktu untuk berkumpul dan berdzikir bersama, tidak kalah khusyu’nya dengan kerumunan Malaikat yang sedang bertasbih, padahal mereka sebenarnya masih letih karena seharian bekerja. Seandainya manusia tidak perlu makan maka mereka tidak harus bekerja, sungguh perlu makan dan harus bekerja itu adalah sebuah beban berat yang dipikulkan kepada manusia. Ditambah lagi manusia diberi hawa nafsu yang sangat merepotkan bila tidak dituruti kemauannya. Namun begitu, masih banyak manusia yang ingat dan menghadap kepada Allah, bahkan tidak sedikiti dari mereka yang mampu mempertahankan dzikir dan fokus kepada Allah dalam setiap saat ditengah kesibukan memenuhi keperluan hidup dan kemanjaan hawa nafsunya.

Kehidupan manusia memang amat sulit, untuk hidup sejahtera dan terhormat mereka harus letih bekerja dan mengendalikan hawa nafsu, namun justru kesulitan itulah yang menyebabkan banyak dari mereka dibanggakan oleh Allah dihapan para Malaikat, yaitu ahli dzikir, bahkan sebagian mereka diutamakan melebihi para Malaikat, yaitu para Rasul yang mengabdikan sepanjang hidup mereka untuk Allah dan untuk ummat. Allah tidak pernah membanggakan sebagian Malaikat dihadapan semua manusia, tapi Allah sering membanggakan sebagian manusia dihadapan semua Malaikat. Hal itu karena mereka berhasil melewati banyak kesulitan dan bertahan dalam pengabdian kepada Allah. Maka orang yang memahami hal ini akan menganggap kesulitan itu sebagai anugerah, karena ia akan melihat kesulitan itu sebagai peluang untuk menunjukkan kehebatannya.

Jeruk akan menjadi lebih mahal setelah diperas sehingga menjadi jus jeruk. Begitu juga dengan manusia, ia akan menjadi lebih berharga setelah diperas dengan kesulitan sehingga menjadi dewasa dan kreatif. Kayu gahru akan menyemerbakkan wanginya yang istimewa setelah dibakar, kalau tidak dibakar maka ia tidak beda dengan kayu yang lain. Begitu juga manusia, ia akan memiliki nama yang harum setelah melalui api perjuangan, kalau tidak maka ia hanya manusia biasa yang akan segera dilupakan orang.

Suatu ketika saya mendapat musibah beberapa bulan setelah ayah saya wafat, maka salah seorang keluarga tua saya berkata: “Seandainya ayahmu masih ada tentu beliau bisa menyelesaikan masalahmu ini.” Waktu itu saya tidak menjawab apa-apa. Setelah saya dapat menyelesaikan masalah itu baru saya berkata padanya: “Seandainya ayah saya masih ada tentu beliau yang menyesaikan masalah ini, sementara saya tidak memiliki peluang untuk menunjukkan bahwa saya juga bisa menyelesaikannya.”

Saudaraku, kesulitan adalah tantangan, sementara tantangan selalu ditujukan pada orang yang kuat, tantangan tidak pernah ditujukan kepada orang yang lemah. Dari itu, ketika Anda mendapat kesulitan maka itu berarti Anda ditantang, apabila Anda ditantang berarti Anda dianggap kuat. Maka buktikanlah bahwa Anda memang kuat. Bertawakkallah kepada Allah dan berjuanglah untuk menghadapi kesulitan itu, niscaya Anda akan mendapat kehormatan dengan menjadi orang hebat yang diridhoi Allah SWT.

TAG