Agama: Identitas Politik atau Alat Politisasi? (Bagian 1)

By Opini Ummah | 16 January 2023 11:01:19 | 238 | 0
Ilustrasi dari Timur Weber
Ilustrasi dari Timur Weber

Menurut Deliar Noer, Politik berarti kegiatan yang berhubungan dengan kekuasaan, baik untuk mempengaruhi, mengubah atau mempertahankan, atau pun proses penentuan dan pelaksanaan suatu tujuan dalam suatu negara (Karim, 2019). Sedangkan politisasi ialah membuat segala sesuatu menjadi politik (Kartono, 1989). Politisasi memiliki konotasi yang negatif. Politisasi juga dapat dimaknai sebagai sesuati yang kotor dalam politik. Pemilihan Umum di Indonesia seringkali menuai kericuhan sejak pertama kali dilaksanakan pada tahun 1955. Kericuhan politik tak lepas dari isu-isu KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme), kampanye hitam, politik uang, hoax, bahkan identitas agama. Agama memiliki pengaruh yang sangat besar dalam politik Indonesia. Masyarakat Indonesia memiliki rasa kesetiaan yang tinggi terhadap keyakinan dan agamanya. Agama dan politik seolah sudah berjabat tangan dalam kehidupan negara Indonesia. Agama dapat mendorong kepatuhan rakyat Indonesia dengan legitimasi dogmatik terhadap regulasi yang ada. Uniknya, negara Indonesia bukanlah negara sekuler dan bukan juga negara teokrasi.

Hubungan agama dan politik dengan kadar yang sesuai akan memelihara keharmonisan negara, namun apabila dalam porsi yang tidak seimbang maka justru akan menghancurkan keharmonisan negara. Dalam implementasinya, partai politik tidak jarang mewarnai kampanyenya dengan unsur agama. Agama dapat menjadi faktor manipulatif yang disajikan oleh partai politik. Politisasi agama dengan memanfaatkan agama mayoritas untuk menerima suara terbanyak dan memenangkan persaingan politik. Hal ini yang kemudian menjadi faktor yang mengkhawatirkan untuk kesehatan politik Indonesia. Amien Rais pernah mengatakan “jika ungkapan-ungkapan dan simbol-simbol keagamaan digunakan untuk meningkatkan dukungan politik, agama akan menjadi sebuah isu yang memecah belah kaum muslimin, dan prinsip-prinsip serta keyakinan keyakinan yang sensitif yang mungkin tidak dapat dinegosiasikan akan membebani politik pemilu”. Semangat golongan yang terlalu tinggi dapat menenggelamkan semangat persatuan.

    

TAG