Shalat Menghadirkan ‘Polisi Gaib’: Bagian 1

By | 05 April 2023 11:35:56 | 332 | 0
oleh tabloid mediaummat edisi 14
oleh tabloid mediaummat edisi 14

 

 

Orang yang shalat tapi tidak khusyuk lebih baik daripada orang yang meninggalkan shalat sama sekali. Demikian Juga orang yang shalat dan masih terus melakukan dosa lebih baik daripada orang yang tidak shalat sama sekali

 

 

Shalat Khusyuk,  usaha semaksimal mungkin untuk konsentrasi daalam sholat

Ada berapa pengertian khusyuk. Abu Thaha Muhammad Yunus bin Abdussattar mengartikan khusyuk dengan ketundukan jiwa, kerendahan dan kepatuhan seseorang kepada perintah Allah. Dengan demikian, ia menghadapi Allah dengan sikap tawadhu’, hancur hawa nafsunya, dan hilang kesombonganya.   

Menurut Ibnu ‘Abbas, khusyuk adalah merendah di hadapan Allah. Ibnu Sirrin berpendapat, khusyuk adalah konsentrasi pikiran dalam shalat dan lepas dari permikiran lainnya. Abu Bakar Al Wasity mengatakan khusyuk adalah ikhlas hanya karena Allah. Sedangkan menurut Khalid Abu Syadi khusyuk adalah ketundukan hati pada Dzat yang menggenggam alam gaib. Hati adalah rajanya tubuh. Jika ia khusyuk, maka pendengaran, penglihatan, wajah dan semua anggota tubuh akan khusyuk pula.           

Khusyuk meliputi aspek lahiriah yaitu gerakan-gerakan shalat yang tenang dan perlahan-lahan, dan aspek batiniah, yaitu ketundukan jiwa dan kerendahan diri di hadapan Allah. Keduanya saling mempengaruhi. Menurut Moh. Sholeh, kekhusyukan fisik menjadi focus perhatian ilmu syari’at dan ahli fikih (fuqaha’), sedangkan kekhusyukan hati perhatian ilmu hakikat dan ahli tasawuf (sufi).           

Shalat khusyuk bukan shalat yang pelakunya tidak ingat apa-apa. Jika tidak ingat apa-apa bukan khusyuk namanya, tapi pingsan. Orang yang tidak sadar justru tidak terkena kewajiban shalat. Orang yang shalat khusyuk harus dalam keadaan sadar penuh (fully alertness).  Jika tidak, bagaimana mungkin ia bisa mengingat dan membaca do’a-do’a shalat dan menghitung bilangan rakaatnya. 

 

TAG