Hati Jadi Titik Penilaian Allah

By | 07 August 2023 11:46:05 | 268 | 0
ilustrasi oleh canva
ilustrasi oleh canva

Disebutkan dalam surat Al-Kahfi ayat terakhir disebutkan, “Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Tuhannya".

Ikhlas merupakan perintah Allah SWT. Semua ibadah harus dilaksanakan dengan dasar keikhlasan. Di samping itu, sikap ikhlas juga bisa menjadi penyelamat manusia dari godaan dan tipudaya iblis atau syetan. Ketika iblis diusir oleh Allah SWT dari surga, kemudian iblis bersumpah akan menyesatkan seluruh anak cucu Nabi Adam, kecuali orang-orang yang ikhlas. Sebagaimana firman Allah SWT, “Iblis berkata: “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma’siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka” (QS. Al-Hijr: 39-40)

 

Iblis menyatakan bahwa dia akan menyesatkan semua makhluk. Iblis akan terus mengganggu atau menggoda manusia, dengan tipudaya  dan bisikan-bisikannya. Iblis akan terus membisiki manusia, membuat lalai mereka dengan tipuan-tipuannya. Diantaranya menjebak manusia dengan menganggap perbuatan dosa itu ringan, tidak apa-apa karena Allah Maha Pengampun. 

 

Salah satu kuncinya agar selamat adalah menjadi pribadi yang ikhlas. Maka ketika manusia mengingat Allah, berdzikir iblis lari tunggang langgang. Imam Ghozali mengibaratkan hati seperti gelas. Selama gelas itu penuh dengan air maka udara tidak bisa masuk. Sedangkan bila airnya tumpah atau berkurang, maka ruang yang kosong itu akan diisi udara. Demikian pula hati, bila selalu dzikir kepada Allah maka iblis tidak bisa memasukinya. Sementara hati yang kosong atau lalai dari Allah, maka akan diisi atau dipenuhi iblis.

 

TAG