Sikap Empat Golongan Setelah Perang Badr

By Opini Ummah | 12 April 2025 10:45:01 | 54 | 0
oleh tim
oleh tim

Yahudi Madinah Terancam      Perang Badr merupakan bentrokan bersenjata yang pertama kali antara orang-orang Muslim dan musyrik. Ini merupakan peperangan yang sangat menentukan, dengan kemenangan telak di pihak orang-orang Muslim, yang bisa disaksikan seluruh bangsa Arab. Sementara pihak yang diunggulkan dalam peperangan ini justru harus menelan pil pahit dan kerugian besar, yaitu orang-orang musyrik. Ada pihak lain yang melihat kemenangan ini sebagai ancaman yang sangat serius bagi posisi agama dan ekonomi mereka. Merak adalah orang-orang yahudi. Setelah orang-orang Muslim memperoleh kemenangan dalam perang Badr, dua golongan ini merasa terbakar karena kebencian dan kedengkian terhadap orang-orang Muslim. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik”. (QS. Al-Maidah: 82)     Ada beberapa orang di Madinah yang berteman karib dengan dua golongan ini yang masuk Islam, karena mereka merasa tidak mendapatkan tempat yang aman lagi. Meraka adalah Abdullah bin Ubay dan rekan-rekannya. Golongan yang ketiga ini tidak kalah bencinya terhadap orang-orang Muslim daripada golongan pertama.     Di sana pula ada golongan keempat, yaitu orang-orang badui yang tersebar di sekitar Madinah. Mereka tidak terlalu pusing dengan urusan iman dan kufur. Tetapi toh mereka adalah orang-orang yang suka merampas dan merampok. Mereka justru merasa khawatir melihat kemenangan orang-orang Muslim ini. Mereka takut jika di Madinah berdiri sebuah daulah yang kuat, sehingga bisa menjadi penghalang bagi kegiatan meraka. Oleh karena itu, mereka pun mendengki terhadap orang-orang Muslim dan berdiri sebagai musuh orang-orang Muslim.     Jadi begitulah gambaran bahaya yang mengintip orang-orang Muslim dari segala penjuru. Sekalipun begitu, golongan-golongan ini mempunyai sikap sendiri-sendiri dalam menghadapi orang-orang Muslim, setiap golongan memilih jalan sendiri-sendiri yang dirasa cukup untuk menggapai tujuannya. Sementara itu, kekuatan Makkah sudah mengisyaratkan ancaman dengan mengumumkan untuk melakukan serangan-seranga besar-besaran. Untuk itu mengirim utusan mendatangi orang-orang muslim, menyampaikan hasrat meraka, dengan menyatakan dalam sebuah syair  “Kelak kan datang hari yang indah dan mengesankan setelah itu telingaku selalu mendengar ratap tangisan”     Inilah langkah awal yang menuntun mereka ke peperangan yang seru, tak jauh dari Madinah, yang dikenal dalam sejarah dengan perang Uhud, yang kemudian menimbulkan pengaruh kurang menyedapkan bagi ketenaran dan kehebatan orang-orang Muslim.  (*)

TAG