Habib Taufik As-Segaff, Pasuruan : Kunci Cinta Ilahi

By Admin Mediaummat | 19 January 2023 10:03:15 | 154 | 0
Mediaummat.new
Mediaummat.new

Memang sulit bagi kita untuk membicarakan dan menggambarkan sosok Nabi Muhammad SAW, manusia pilihan Allah. Bukan manusia pilihan manusia, taetapi manusia yang dipilih oleh Allah untuk menjadi kekasihnya. Kita diperintahkan untuk taat dan patuh kepada beliau. Bagi yang taat kepada beliau berarti taat kepada Allah, bagi yang ingkar berarti ingkar pula kepada Allah. Barangsiapa yang taat kepada Rasul, maka dia sungguh dia telah taat kepada Allah (QS. An-Nisa:m 80).

Demikian juga, orang yang berbai’at (janji setia) kepada Nabi SAW berarti telah berbai’at kepada Allah: ”Bahwa orang-orang yang berjanji setia kepada (Muhammad) sesungguhnya mereka hanya berjanji setia kepada Allah.. (QS. Al-Fath: 10)

Allah SWT mensyaratkan, bila kita mengaku cinta Allah, mengaku beriman dan cinta kepada Allah, maka kita harus mengikuti Nabi Muhammad SAW. Allah SWT berfirman yang artinya: “Katakanlah (Muhammad) jika kalian mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu” (QS. Ali Imran: 31).

Manusia yang diimani sebelum wujud (hadir) di atas bumi oleh seluruh penduduk bumi ialah Rasulullah. Kitab-kitab sebelumnya baik itu kitab Taurot, Zabur dan  Injil telah mengabarkan bahwa beliau adalah rasul akhir zaman. Para nabi pun wajib mengimani beliau dan taat kepada beliau sebelum wujudnya. Semua  manusia setelah beliau wajib menghormati beliau. Siapa yang tidak menghormati Rasulullah, maka tempatnya di neraka Allah.

Ta’dzim dan hormat kepada Rasulullah itu bagian daripada iman. Ibadah kita meskipun banyak kalau tanpa mengagungkan Rasulullah, maka akan dihapus oleh Allah SWT.  Bacalah al-Qur’an, kita akan mengetahui bagaimana Allah SWT mengajarkan kita beradab kepada Rasulullah: ”Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi. Dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras, sebagaimana kerasnya (suara) sebagian kmau terhadap yang lain. Nanti pahala segala amalmu bisa terhapus sedangkan kamu tidak menyadari. (QS. Al Hujurot: 2).

Allah SWT menciptakan Rasulullah dalam keadaan sempurna sehinga beliau disebut dengan insanul kaamil.  Nabi Muhammad diciptakan secara sempurna baik secara dzohir maupun bathin, secara fisik maupun secara moral. Jika kita berbicara fisik tidak ada yang lebih tampan dan gagah dari Rasulullah. Abu Hurairoh ra pernah ditanya, akaana wajhu rasulillahi kassaifi  (Apakah wajah Rasulullah itu seperti pedang yang berkilau. Beliau menjawab: laa, bal kaanna syamsya tajri fii wajhi (tidak seperti pedang, akan tetapi bagaikan matahari itu berjalan di muka beliau). Hal ini menunjukkan betapa bersinarnya wajah Rasulullah  sehingga membawa kesejukan bagi setiap orang yang memandangnya.

Kalau kita berbicara akhlak, maka Allah SWT pun menyebutkan dalam al-Qur’an, wa innaka  la’alaa khuluqin  ‘adzim (Sesungguhnya engkau Muhammad berada di atas budi pekerti yang agung). Kalau kita merenungkan ayat di atas, ternyata akhlak Rsaulullah berada di atas akhlak-akhlak yang mulia. Karenanya dalam hadits disebutkan innama bu’istu liutammima makaarimal akhlaak, (Sesunguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak)

Jadi Rasulullah SAW tersebut diberi tugas untuk menyempurnakan akhlak-akhlak yang mulia. Jadi akhlak-akhlak yang mulia itu masih butuh Rasulullah. Begitu  berkahlaknya Rasulullah sampai Anas bin Malik pernah mengatakan, “Saya khidmat (melayani) Rasululah selama 10 tahun. Selama itu belum pernah aku ditegur atau Rasulullah marah karena aku melakukan perbuatan itu atau kenapa kamu meninggalkan perbuatan itu”. Begitu berakhlaknya beliau. Karenanya ayo kita berlomba untuk mencontoh akhlak Rasulullah SAW untuk kita terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari.

 

TAG