Rumah Bercahaya, Penghuni Bahagia

By Admin Mediaummat | 20 January 2023 11:08:49 | 139 | 0
mediaummat.news
mediaummat.news

 

Ketika suasana gelap gulita, tak ada cahaya, wajar kalau banyak terjadi hal-hal buruk. Orang berjalan bisa terpeleset atau jatuh. Bisa juga nabrak sini nabrak sana. Di dalam rumah kalau mati lampu juga tidak terasa nyaman. Begini salah begitu salah. Demi mendapatkan cahaya penerang, kita bisa menyalakan lilin, atau lampu cepluk. Alhasil kita sangat membutuhkan cahaya untuk menerangi rumah kita.

Rumah harus terang agar terasa nyaman. Namun, cahaya itu bukan hanya lampu atau listrik saja. Bukan hanya cahaya dhohir. Kita butuh cahaya batin. Kita butuh cahaya ruhani. Sebagaimana cahaya dhohir cahaya batinpun tidak sama antara satu orang dengan orang yang lain. Antara satu rumah dengan rumah yang lain.

Keberadaan rumah yang bercahaya, berpengaruh positif pada perjalanan rumah tangga. Hubungan suami istri menjadi lebih harmonis. Tidak ada saling curiga. Tidak ada dusta dan aniaya. Tidak ada kekerasan apalagi pertikaian.

Sebaliknya rumah yang gelap, tanpa cahaya ruhani akan membuat rumah tangga penuh angkara murka. Meski ekonomi tercukupi, namun tidak membuat tentram di hati. Meski kekayaan berlimpah, tidak bisa mendatangkan berkah. Meski suami ganteng dan istri cantik jelita tapi tidak bisa membuat hati bahagia. Meski rumahnya besar dan megah, namun anak-anak tidak kerasan tinggal di rumah.

Saat suasana kebatinan dalam rumah tangga tidak karuan. Bertanyalah pada diri kita. Jangan-jangan memang kita yang suka mengundangnya datang. Salah satunya, karena kita tidak pernah menerangi rumah kita. Rumah kita gelap gulita. Rumah kita tanpa cahaya. Sehingga gampang terjadi tabrakan satu dengan yang lain.

Rumah Terasa Berkah

Lantas apa saja yang bisa kita lakukan agar rumah kita senantiasa dilimpahi cahaya dan berbuah rahmat dari Allah SWT?, Rasulullah SAW sudah memberikan kuncinya. Rumah harus kita gunakan untuk ibadaah.  Beliau SAW memerintahkan kita dalam sabdanya: “Sinarilah rumah-rumah kalian dengan shalat dan membaca  Al-Qur’an” (Hadits Riwayat Baihaqi).

Rumah kita harus diterangi. Caranya dengan banyak-banyak beribadah di rumah. Perbanyaklah shalat sunnah di dalam rumah, bisa shalat tahajjud, shalat witir, shalat tasbih atau shalat dhuha. Jangan sampai rumah kita tidak pernah digunakan untuk shalat.  Juga kita makmurkan dengan  dzikir, utamanya membaca Al-Qur’an. Saat ini, keadaannya terbalik. Rumah kita diisi dengan tayangan televisi hampir 24 jam. Diramaikaan dengan  aneka musik hampir setiaap waktu. Sementara, bacaan Al-Qur’an dan dzikir yang lainnya sangat minim, bahkan hampir tidak ada sama sekali.

Bagaimana rumahnya mau mendatangkan berkah kalau tidak diisi ibadah. Bagaimana rumah tangga tidak banyak masalah, kalau penghuninya jauh dari Allah. Bagaimana rumah akan memberikan kebahagiaan kalau penghuninya tidak pernah membaca Al-Qur’an. Bagaimana akan muncul sinar Ilahi kalau orang tua dan anak-anaknya tidak ada yang mau mengaji. Rasulullah telah mengingatkan kita: Barangsiapa yang hatinya tidak pernah diisi dengan al-Qur’an, maka ia bagiakan rumah yang rusak dan akan roboh (Hadits Riwayat at Turmudzi, ad-Darimi, dan Al Hakim).

Manakala rumah sudah bercahaya secara ruhani, rahmat Allah mudah turun. Kalau rahmat Allah sudah turun, maka meski rumah kita tidak besar tetap akan menjadi rumah yang penuh berkah sehingga para penghuninya merasa kerasan, bahagia, tentram, dan damai.        

Kebahagiaan yang paling penting itu adalah kebahagiaan “hati”, ketentraman “jiwa” dan kedamaian “pikiran”. Oleh karena itu kita harus berusaha menciptakan rumah yang bisa memberikan kedamaian di hati, ketentraman dalam jiwa dan keindahan bagi setiap penghuninya.  Kebahagiaan itu tidak hanya karena rumahnya mewah, bangunannya megah, dan arsiteknya indah. Rumah yang bisa memberikan kebahagiaan adalah rumah yang di dalamnya terdapat curahan rahmat dari Allah SWT. Kalau di dalam rumah itu ada “cahaya” dan “rahmat”, insya Allah rumah itu akan memberikan kebahagiaan dan kedamaian. 

 

Oleh: team mediaummat

 

TAG