Shalat Menghadirkan ‘Polisi Gaib’: Bagian Terakhir

By Admin Mediaummat | 05 April 2023 11:37:13 | 167 | 0
oleh tabloid media ummat edisi 14
oleh tabloid media ummat edisi 14

Tiga Macam Orang Shalat

Di kalangan ummat Islam, terdapat orang yang berupaya keras untuk memperbaiki shalat, namun ada juga yang mengabaikannya. Kelompok kedua ini oleh Abu Thaha Muhammad Yunus bin Abdussattar) dibagi menjadi tiga macam:

    Orang yang tidak shalat sama sekali. Mereka inilah yang terkena ancaman Allah.

    Orang yang shalat tapi tidak berjamaah. Mereka ini termasuk ancaman Allah.

    Orang yang shalat berjamaah tapi tidak khusyuk. Mereka termasuk sasaran ancaman Allah.

Abu Thaha lebih lanjut mengatakan, setiap muslim wajib berusaha untuk menyempurnakan shalatnya. Tidak boleh berpikiran daripada shalat tidak serius, lebih baik tidak shalat. Orang yang shalat tapi tidak khusyuk lebih baik daripada orang yang meninggalkan shalat sama sekali. Demikian Juga orang yang shalat dan masih terus melakukan dosa lebih baik daripada orang yang tidak shalat sama sekali.     

Al Baghawi berkata, Anas RA  menceritakan pemuda Anshar (penduduk asli Makkah) yang melaksanakan shalat lima waktu bersama Rasulullah SAW. Namun ia masih mengerjakan dosa. Kemudian cerita itu disampaikan Kepada Nabi SAW. Beliau menjawab, “Sesungguhnya shalatnya pada saat nanti akan mencegahnya dari dosa tersebut.” Tidak lama kemudian orang itu bertaubat dan banyak mengerjakan kebaikan.      

Idealnya, shalat bisa mengahadapi pelakunya dari perbuatan dosa. Namun menjadikan shalat dengan pengaruh yang demikian itu memerlukan proses. Syekh Khalid ibn Muhammad Al Rasyid mengatakan, “Khusyuk adalah persoalan hati. Adalah orang yang tertipu setan jika ia menganggap khusyuk dengan hanya mengandalkan suara yang merdu mendayu-dayu dan penampilan yang hina dan kusut, sambil menundukkan kepala.” Ini tidaklah khusyuk tapi takhassyu’ (khusyuk luarnya belaka).

Syetan tidak selalu berupaya menggagalkan shalat seseorang, tapi hanya memalingkan perhatian dan membuatnya lalai unutk tadabbur (perenungan). Dengan berpegangan pada penafsiran maksud Surat Al Ankabut ayat 45.  “Pertama, jika pelaku shalat tetap melakukan dosa, maka akan semakin banyak dosa yang dilakukan jika ia meninggalkan shalat, karena shalat berfungsi pengingat Allah. Kedua, shalat menghadirkan ‘polisi gaib’ yang mengawal manusia dari perbuatan dosa. Namun polisi gaib itu hanya merupakan sebuah potensi, bukan sebab akibat. Artinya, tidaklah setiap pelaku shalat pasti terhindar dari dosa. Agar potensi itu bisa maksimal, maka pelaku shalat juga harus melenyapkan berbagai penghalang yang ada.”

TAG