Malam takbiran adalah malam sebelum hari raya Idul Fitri. Di setiap daerah memiliki cara yang berbeda-beda dalam memperingatinya. Di Indonesia yang mayoritas beragama islam, menjadikan malam takbiran sesuatu hal yang harus dirayakan. Hal ini bertujuan untuk penyambutan hari yang penuh berkah yaitu idul Fitri. 

Di tanah Jawa, malam takbiran dilaksanakan dengan berkeliling kampung dan mengumandangkan takbir. Di Desa Tingal, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar terdapat murid TPA yang berkeliling ikut memeriahkan malam takbiran. 

TPA Al-Ikhlas yang setiap tahunnya rutin melakukan kegiatan takbiran mengerahkan anak didiknya untuk berpartisipasi. Mereka memiliki ciri khas yaitu membawa obor atau oncor saat berkeliling takbiran. Namun, cukup disayangkan bahwa banyak anak didik yang sudah tidak membuat dan membawa obor saat takbiran. Salah satu alumnus TPA Al-Ikhlas Adilla Pratiwi mengungkapkan bahwa memang sudah banyak yang tidak membuat obor. Hal itu disebabkan banyak yang beralih ke senter atau lightstick karena lebih mudah didapatkan dan resiko yang lebih kecil. Pada masa lalu obor memang digunakan sebagai penerangan saat takbiran. Saat ini banyak yang beralih ke lampu sehingga obor tidak terlalu diperlukan, resiko dari obor pun juga lebih besar seperti meledak atau kebakaran. Adilla juga mengharapkan bahwa kegiatan takbiran keliling ini tetap dilestarikan karena memang salah satu budaya. Keselamatan tetap yang utama obor dapat sebagai pelengkap atau lebih diutamakan orang dewasa yang membuatnya.