Mutiara Hadist, Prinsip Keseimbangan

By | 06 June 2023 10:16:37 | 351 | 0
Teknik industri UII
Teknik industri UII

 Mutiara Hadist,

أحب الصلاة إلي الله تعالى صلاة داود وأحب الصيام إلي الله صيام داود وكان ينام نصف الليل ويقوم ثلثه وينام سدسه ويصوم يوما ويفطر يوما.

Artinya: “Sesungguhnya sholat yang paling disukai Allah adalah sholat Nabi Dawud dan puasa yang paling disukai Allah adalah puasa Nabi Dawud. Dia tidur di tengah malam, lalu bangun  di sepertiga malam, dan dia tidur lagi di sepereanam malamnya. Nabi Dawud berpuasa sehari dan berbuka sehari.“

 

Prinsip Keseimbangan

Salah satu ajaran yang sangat penting dalam Islam adalah keseimbangan (at-tawaazun). Seimbang dalam urusan dunia atau akhirat, seimbang dalam urusan pribadi dan masyarakat, seimbang dalam urusan jasmani dan ruhani, seimbang dalam urusan dengan Allah SWT (hablum minallah) dan urusan manusia (hamlum minannas).

Islam tidak menyukai ketimpangan dan perbedaan yang terlalu jauh antara hal-hal tindakan kita sehari-hari. Pada suatu saat, sahabat Ibnu Umar itu (Abdullah bin Umar) berpuasa terus-menerus setiap hari, yang akhirnya kabar bahwa sahabat Ibnu Umar selalu puasa terus setiap hari ini sampai terdengar oleh Nabi Muhammad SAW.  Ketika sahabat Ibnu Umar bertemu dengan Nabi Muhammad SAW beliau bersabda: “Apa kira saya tidak mengetahui kamu wahai Ibnu Umar bahwa kamu setiap hari selalu berpuasa, kalau malam rajin shalat malam tanpa tidur tanpa memperhatikan yang lain. Jangan begitu wahai Ibnu Umar”.

 

Dunia dan Akhirat

Jadi, dalam Islam itu tidak diperbolehkan kita selalu berpuasa, melakukan shalat malam tanpa istirahat, akan tetapi yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam hadis beliau berkata "Tiadalah orang terbaik itu yang senantiasa mengurusi akhirat dan melupakan urusan dunia atau senantiasa mengurusi dunia dan melupakan urusan akhirat sehingga orang itu mencapai kedua-duanya yakni keseimbangan antara urusan dunia dan akhirat" (Jami Shogir, hal:465, Darul Kutub).

Hadis tersebut memberikan anjuran, kalau kita mengurusi dunia maka janganlah melupakan aspek-aspek akhiratnya atau sebaliknya, ketika mengurusi akhirat jangan lupa aspek-aspek dunianya. Misalnya saat kita bekerja, jangan lupa niat serta berdoa dan selalu melakukan sesuatu yang sesuai dengan syariat-syariat agama dengan cara mencari rizqi yang halal. Dan ketika kita shalat  menjadi imam, Nabi SAW pun menyuruh kita agar selalu memperhatikan kondisi makmum baik dari lurusnya shaf shalat, ketertiban para jama'ah, jangan terlalu panjang dan berat karena kasihan pada makmum..

Suatu saat, Nabi SAW menjadi imam dan ketika itu beliau mendengar tangisan anak kecil kemudian beliau mempercepat shalat karena kasihan ibunya terganggu dan shalatnya tidak khusyu'.  

 

Meniru Nabi Dawud

Ini semua berarti kalau kita sedang sholat jangan lupa aspek dunianya dan ketika kita kerja jangan lupa aspek akhiratnya dan itulah ajaran Islam. Dalam surat al-Qoshos, ayat 77 Allah berfirman "Dan pergunakanlah rizqi, umur, sehat dan waktu yang diberikan oleh Allah kepadamu untuk mengejar derajat-derajat akhirat dan jangan kamu tinggalkan urusan dunia kamu" dan doa yang sering dibaca oleh Nabi SAW dan para umatnya, yakni "Wahai Tuhan kami,  berikanlah pada kami kebaikan dunia dan akhirat dan selamatkan dari api neraka".

Karena ajaran keseimbangan itulah maka ketika Nabi Dawud AS - meskipun syariatnya berbeda dengan kita – mempunyai kebiasaan, ajaran keseimbangan antara shalat malam dan istirahatnya antara puasa dan tidak puasa juga seimbang, keseimbangan menjaga stamina tubuh, keseimbangan memberikan gizi dan vitamin pada tubuh oleh karena ini semua, Nabi SAW bersabda shalat yang paling dicintai Allah adalah shalatnya Nabi Dawud AS, puasa yang dicintai Allah juga puasa Dawud AS yakni setengah malam tidur, bangun sepertiga malam, istirahat seperenam malam dan Nabi Dawud puasa sehari berbuka sehari. Oleh karena ini semua Nabi SAW merekomendasikan supaya umat Islam juga melakukan seperti yang dilakukan Nabi Dawud karean di dalam ada prinsip keseimbangan meskipun syariatnya berbeda dengan kita.

Semangat meneladani keseimbangan tentu tidak hanya dalam hal sholat malam dan juga tidak dalam hal puasa tentunya dalam hal apapun. Suami tidak boleh memikirkan dirinya sendiri tanpa memikirkan istrinya atau memikirkan istri tapi tidak memikirkan dirinya atau memikirkan suami istri tapi anaknya tidak dipikirkan, semuanya harus mendapat perhatian, keseimbangan sesuai dengan keberadaan masing-masing. Dan dengan keseimbangan inilah semuanya akan berjalan dengan baik, stabil dan tenang. Allah SWT telah memberikan tentang pentingnya keseimbangan "Andai tidak ada kekuatan keseimbangan maka sudah hancurlah bumi" (QS. al-Baqarah, 251).

Matahari, bulan dan semua gugusan planet semuanya berputar pada poros dan orbitnya masing-masing tidak tidak pernah terjadi adanya benturan hal ini semua bisa berjalan aman karena adanya keseimbangan antara kekuatan gravitasi, bobot dan jarak antar masing-masing planet. Andai ibadah kita kurang begitu maksimal karena harus istirahat, mengurus keluarga, bekerja mencari nafkah bukan karena males,  maka  Allah memakluminya dan tetap kita dihitung berbuat kebaikan.  

TAG