Pikiran Melayang, Pahala Hilang

By | 09 June 2023 09:05:17 | 295 | 0
sindo.news
sindo.news

Pikiran Melayang, Pahala Hilang

Siapa yang berani mengaku bisa sholat khustyu 100%. Jangankan kita orang-orang awam, lha wong sekelas Imam Ghozali saja pernah sholat tidak khusyu yaitu gara-gara memikirkan bab darah wanita. Namun, bagaimanapun sulitnya, kita harus terus belajar bisa sholat khusyu, paling tidak kita tidak jadi pencuri saat sholat.

Nabi bersabda, "Seburuk-buruk pencuri adalah orang yang mencuri akan shalatnya”. Mendengar perkataan ini, orang banyak bertanya: “Ya Rasulullah, bagaimana orang mencuri shalatnya itu?” Berkata Rasulullah: “Yaitu tidak ia sempurnakan ruku'nya dan sujudnya." (HR Ahmad dan Tirmidzi dari Abu Qatadah)

 

Menegakkan Vs  Mengerjakan

Kewajiban setiap muslim adalah mendirikan shalat,  bukan sekadar mengerjakan. Ada beberapa perbedaan prinsip antara menegakkan atau mendirikan dan mengerjakan.

Pertama, mengerjakan itu berkonotasi rutinitas, sedangkan menegakkan berarti ada sesuatu yang dibangun dari awal atau ada yang bengkok kemudian diluruskan, yang tertidur dibangunkan. Atau lebih tepatnya, yang pasif diaktifkan.

Kedua, mengerjakan lebih menekankan pada aspek jasmani, sedangkan mendirikan, selain jasmani juga ruhani. Karena shalat tidak sekadar gerak badan, tapi gabungan antara gerak badan, lisan, dan hati secara bersamaan.

Ketiga, Mengerjakan tidak dituntut kesempurnaan pelaksanaannya, sedangkan menegakkan memberi tekanan pada penyempurnaan syarat, rukun, dan kehadiran hati di dalamnya. Dengan demikian, mengerjakan shalat jauh lebih mudah daripada mendirikannya. Siapa saja bisa mengerjakan shalat, tapi tidak semua bisa mendirikannya.

 

Cara Berjamaah

Salah satu upaya untuk mewujudkan ibadah sholat yang sempurna serta diterima oleh Allah, kita diaperintahkan untuk melakukan sholat dengan berjama’ah.  Gampangnya, kalau sholat sendirian hanya dapat 1 itupun belum dijamin, sedangkan dengan sholat berjama’ah pahalanya 25 atau 27 kali lipat.

Untuk kesempurnaan sholat berjama’ah diperlukan pemahaman yang benar tentang tata cara berjama’ah yaitu diantaranya sebagai berikut:

Pertama, makmum agar merapatkan barisannya jangan sampai ada celah diantara makmum.  Barisan terbilang rapat yaitu dengan bertemunya tumit makmum dengan makmum yang lainya.

Kedua, dalam bacaan sholat  seperti takbir dan lainnya makmum melirihkan  suaranya sekiranya terdengar dirinya sendiri.

Ketiga, dalam melakukan gerakan sholat makmum tidak boleh bersamaan, mendahului atau terlambat satu rukun dari gerakan imam. Yang  paling baik, di setiap gerakan seperti rukuk, iktidal, sujud dan duduk makmum menunggu sampai imam sempurna melakukan gerakannaya. Keempat, setelah takbir imam dan makmum sama-sama membaca iftitah. Di saat imam membaca fatihah, makmum mendengakan dengan penuh perhatian, dan ketika imam selesai membaca lafadz waladhoolliina maka makmum serentak membaca amiin.

Kelima, Seusai membaca amin imam dianjurkan diam agak lama yang tujuannya memberi kesempatan kepada makmum untuk menyelesaikan bacaan fatihahnya. Setelah itu  imam membaca satu surat al-Qur’an dan makmum mendengarkan bacaan imam. Makmum diperbolehkan membaca fatihah saat imam membaca surat atau ayat al-Qur’an.

Keenam, dalam sholat subuh ketika imam membaca doa qunut, makmum hanya mengucapkan  amin, ketikan imam sampai pada bacaan fainnaka taqdhi wala yuq qdho alaik, makmum turut membacanya. Dan ketika sampai bacaan sholawat dan salam, makmum hanya mendengarkan dan membaca amin.

 

Beberapa Masalah Jama’ah

  • Makmum yang baru datang dan tidak ada waktu untuk membaca fatihah, maka ia langsung bertakbir dan membaca fatihah sedapat mungkin, ketika imam rukuk maka ia juga harus rukuk mengikuti imam tanpa melakukan penyempuraan fatihahnya.  Ini  terhitung dalam satu rokaat asalkan makmum masih mengkuti tumakninah dalam rukuk bersama imam.
  • Ketika makmum datang dan imam dalam keadaan iktidal, sujud atau duduk, maka makmum tidak perlu menunggu sampai imam berdiri, bahkan disunnahkan langsung takbir mengikuti gerakan imam, akan tetapi rokaatnya tidak dihitung satu rokaat.  Seorang makmum tetap mendapat pahala berjamaah meski dia ikut jamaah saat imam tahiyyat akhir, pokoknya  sebelum imam melafalkan salam yang pertama.  
  • Jika makmumnya satu orang maka makmum berdiri di sebelah kanan imam agak mundur sekiranya jari-jari kaki sedikit di belakang tumit imam. Jika ada makmum lain yang baru datang maka ia berdiri disebelah kiri  imam lurus dengan makmum yang ada, setelah takbir, kedua makmum mundur dan merapatkan barisan persis berada di belakang imam.
  • Jika makmumnya dua orang maka langsung merapatkan barisan di belakang imam.  Jika jama’ahnya banyak dan sof pertama sudah penuh maka berdiri di sof kedua jika sendirian, agar mendapatkan fadhilah berjamaah maka hendaknya mencari teman dalam sof , bisa juga dengan menarik seorang makmum di depannya setelah melakukan takbir.
TAG