Salam Mbah Kholil dan Pesan Nabi Khidir (Bagian 1)

By | 19 July 2023 17:56:35 | 299 | 0
oleh Qurnia Tour
oleh Qurnia Tour

Salamulahi warrahmah ‘alaikum ya waliyalloh. Atainakum wa zurnakum waqofna ya waliyalloh. (Semoga keselamatan dan rahmat terlimpahkan atas kalian wahai para wali Allah. Kami datang dan berziarah kepadamu, kami bersimpuh di hadapanmu wahai para wali Allah. Ucapan salam kepada para wali Allah itu, istiqomah beliau lakukan setiap Jum’at pagi. Beliau duduk menghadap kiblat, membaca surat Yasin, al-Mulk dan Waqi’ah lalu mengucapkan pujian salam tersebut,” ungkap Kyai Muhammad Azhar, putra semata wayang almghfurlah KH. Djakfar Shodik. 

 

Perintah Nabi Khidir

Derajat tinggi yang diraihnya merupakan buah dari khidmahnya kepada para guru. Anak ketiga dari lima bersaudara ini mengaji kepada beberapa ulama. Pertama, Kyai Djakfar Shodik nyantri di Pondok Pesantren Buntet, Cirebon. Setelah rampung dari Buntet, Kyai Djakfar Shodik mengaji kepada Kyai Ihsan Jampes, Kediri. Setelah itu, ia tabrukan (ngaji dan ngalap berkah) kepada kyai-kyai sepuh di berbagai daerah. Terakhir beliau ngaji di Pondok Pesantren Ketapang, Kepanjen ngaji kepada Kyai Muhammad Sa’id. 

Kyai Djakfar termasuk santri yang sangat ta’dzim kepada para gurunya. Ketika mondok di Kyai Ihsan Jampes, Kyai Djakfar mengabdi pada keluarga kyai. Kyai Djakfar ditugaskan menjual nangka muda (tewel). Uang hasil menjual nangka digunakan untuk membeli beras dan keperluan masak bagi keluarga ndalem. Demikian juga saat  nyantri kepada Kyai Sa’id. setiap hari Kyai Djakfar menata  sandal milik Kyai Sa’id. 

Sepulang dari pesantren pada tahun 1966, Kyai Djakfar Shodik menikah dengan Nyai  Mujammah, putri H. Dawud asal Wajak. Dari pernikahannya itu, Kyai Djakfar dan Nyai Mujammah dikaruniai seorang anak yang bernama Muhammad Azhar, yang saat ini melanjutkan kepengasuhan Pesantren Al-Azhar yang didirikannya.

Setelah menikah Kyai Djakfar masih diuji dengan berbagai keprihatinan. Memang sebelum menikah, sudah diistikhorohi oleh abahnya, Kyai Mughni bahwa beliau akan mengalami penderitaan. Tapi setelah itu masa tuanya akan seneng. “Abah itu masa mudanya kenyang dengan kesulitan hidup. Usaha apa saja tidak ada yang berhasil. Sampai akhirnya beliau memutuskan tirakat (uzlah) di makam Mbah Kyai Arif, Segoropuro selama 9 bulan. Di masa tirakatnya itu, Kyai Djakfar  Shodik bermimpi. Dalam mimpinya ia didatangi seekor harimau. Macan itu mencakar pahanya, sampai berdarah. Lalu harimau itu mengatakan, “Dapat salam dari Mbah Kholil Bangkalan”. Bangun dari tidur, Kyai Djakfar sempat bingung, apa kira-kira makna mimpi itu. Beberapa hari kemudian, beliau bermimpi didatangi Nabi Khidir. Dalam mimpi itu Nabi Khidir memerintahkannya untuk minum madu, dari sarang tawon yang ada di pojok rumahnya. 

Tahun 1996, Kyai Djakfar pulang dari Segoropuro. Tidak lama setelah mimpi itu, Kyai Djakfar mulai didatangi banyak tamu. Mereka minta barokah do’a, berobat, maupun nasehat agama.  Semakin hari, semakin banyak yang mengaji kepadanya, akhirnya pada tahun 1997 Kyai Djakfar mendirikan pesantren yang dinamakan Al-Azhar, sesuai nama putranya, KH. Azhar.

 

TAG