Apapun Terkait Nabi Pasti Terpuji

By | 24 August 2023 10:32:58 | 273 | 0
Online Jabar
Online Jabar

 

Apapun Terkait Nabi Pasti Terpuji

Pembicaraan tentang maulid, kita kaitkan dengan Al-Qur’an. Momentum kelahiran  Nabi di diperingati dalam rangka mengenang sekaligus meneladani Nabi. Kata Muhammad ditemukan 4 kali dalam Al-Qur’an. Diantaranya disebutkan bahwa Muhammad itu tidak lain adalah seorang Rasul. Sehingga apa yang dilakukannya dibimbing oleh Allah SWT. Ayat ini mengajarkan, jangan pernah beranggapan baiknya suatu ide karena orangnya. Tapi pelajari ide itu, kalau baik maka terima, tapi kalau tidak ada baiknya maka harus ditolak.

Demikian juga, tidak boleh menganggap suatu ide baik, karena ada keuntungan materi, lalu kalau tidak dianggap mendatangkan keuntungan ide itu ditinggalkan.

Ada satu ayat lagi tentang Nabi Muhammad SAW. Nabi Isa menyampaikan pada ummatnya bahwa akan datang seorang rasul (ismuhu) yang namanya Ahmad. Ada ulama yang mengatakan, kata ismuhu  yang biasanya diartikan nama, disini bisa berarti segala sesuatu yang berkaitan. Jadi apa yang berkaitan dengan Nabi Muhammad itulah yang paling terpuji (Ahmad).

Semua yang berkaitan dengan pribadi Nabi adalah yang terbaik. Misalnya, ayahnya adalah  Abdullah, yang berarti seorang hamba Allah. Ibunya Aminah artinya yang memberi rasa aman. Kakeknya, Abdulmuthollib nama aslinya Syaibah yang berarti orangtua yang sangat bijak. Orang yang menyusuinya adalah Halimah Sa’diyyah (orang yang sangat bijaksana karena lapang dadanya). Segala apapun yang berkaitan dengan Nabi muhammad adalah baik. Kalau ada yang tidak baik, jangan dikaitkan dengan Nabi Muhammad. Inilah prinsip dari kata Ahmad.

Al-Qur’an juga menyatakan, “Sampaikanlah (wahai Muhammad) berkat anugerah Allah dan rahmat-Nya, maka bergembiralah”...

Anugerah itu adalah Al-Qur’an, sedangkan rahmat itu sebagaimana disampaikan Al-Qur’an adalah Nabi Muhammad. Maka kehadiran Nabi Muhammad harus disambut dengan senang hati. Salah satu bentuk kegembiraan itu adalah dengan merayakan maulid Nabi. Kegiatan ini dilakukan untuk mengenang sejarah Nabi, mengenang perjuangan dan kehebatan beliau sehingga semangat keagamaan kita meningkat. Serta mengenang keluhuran kepribadian beliau, sehingga kita tergerak untuk meneladani beliau.     

Nabi Muhammad SAW juga sebagai bukti yang jelas dari tanda-tanda kebesaran Allah. Umumnya, kalau ada seorang yatim yang tidak bisa baca tulis apa bisa jadi orang hebat. Tentu tidak. Sedang Nabi Muhammad, Beliau tidak pandai membaca, hidup di tengah-tengaah masyarakat yang bodoh, tapi bisa menjadi orang yang sangat hebat. Apapun tolak ukurnya, Beliau adalah manusia yang paling hebat. Tolak ukur keberanian, tolak ukur keramahtamahan, tolak ukur perjuangan, maupun tolak ukur hasil karya. Dalam waktu 22 tahun, Beliau mampu meruntuhkan pilar-pilar dua imperium besar. Romawi dan Persia.

Masih perlukah sekarang dengan bimbingan Rasul. Tentu masih sangat perlu bimbingan. Apakah bisa dengan segala kemajuan, hidup kita saat ini sama dengan ajaran Nabi Mhammad. Kita harus mengakui, bahwa tidak mungkin kita bisa hidup dengan cara hidup orang-orang dulu. Ajaran Islam ada yang rinci, yang menyangkut pada hal-hal yang tidak dicakup nalar. Ada juga yang hanya disampaikan prinsip-prinsipnya. Nabi SAW bersabda: Allah mengutus setiap 100 tahun orang yang memperbaharui rincian prinsip-prinsip umum agama.  Ajaran Islam ini bisa kita praktekkan sesuai dengan perkembangan dengan kondisi. Selama tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariat Islam. Agama tidak mengajarkan pada bentuk-bentuk, tapi pada substansi. Misalnya bentuk negara. Bisa republik, bisa kerajaan dan semacamnya. Islam tidak menentukan bentuk negara, tapi yang penting nilai-nilai Islam. Keadilan, musyawarah dan sebagainya.   

Substansi ajaran nabi adalah rahmat. Ayat ini singkat tapi menyangkup banyak hal. Subyek, maupun sasarannya. Engkau tidak saja diutus sebagai rahmat, bahkan engkau sendiri adalah rahmat itu sendiri. Bagaimanakah rahmat yang ada pada diri nabi Muhammad itu mengalir kepada kita. Lalu rahmat yang kita peroleh itu bisa mengalir kepada alam di sekitar kita.      

Prof. DR. Quraish Shihab

 

TAG