Ramadan, Momentum Perjuangan Bangsa Indonesia

By Agus Fadilla Sandi | 20 March 2024 22:15:35 | 50 | 0
ilustrasi oleh canva
ilustrasi oleh canva

Dalam sejarahnya, Ramadan merupakan bulan yang sarat akan aksi heroik perjuangan. Tidak hanya perjuangan dalam sejarah Islam. Bahkan ikut mewarnai sejarah perjuangan bangsa Indonesia.

Khazanah Islam mencatat bahwa perang pertama yang dihadapi Umat Islam adalah perang Badar, terjadi pada hari ke-17 bulan Ramadan tahun ke-2 Hijriah (Mustafa, As-Sirah An-Nabawiyyah Durus wa 'Ibar, 79). Perang badar menjadi sangat fenomenal, sebab terjadi di bulan Ramadan yang disyariatkan berpuasa. Pun jumlah umat Islam yang hanya berkisar 300-an menghadapi kaum Quraisy sekitar 1000-an (Saudi Press Agency, 2020).

Sekaitan dengan kisah perang Badar, Allah ﷻ berfirman,

إِذْ تَسْتَغِيثُونَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ أَنِّي مُمِدُّكُمْ بِأَلْفٍ مِنَ الْمَلَائِكَةِ مُرْدِفِينَ

“(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Rabbmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: “Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut”.” (Q.S. Al-Anfal [8]: 9)

Selain perang Badar, peristiwa bersejarah lainnya yang terjadi pada bulan Ramadan adalah Pembebasan Kota Makkah (Fathu Makkah). Terjadi pada bulan Ramadan tahun ke-8 Hijriah. Momentum ini adalah simbol pertolongan Allah ﷻ dan kemenangan umat Islam. Di samping kegembiraan dari momen Fathu Makkah, terdapat pula sisi kesedihannya, yakni isyarat akan dekatnya ajal Rasulullah ﷺ.

Dalam konteks ke-Indonesiaan terlebih hari ini bertepatan dengan hari ke-9, Ramadan juga memiliki makna dan kesan tersendiri bagi perjuangan bangsa Indonesia. Sejarah mencatat bahwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno-Hatta terjadi pada hari Jumat, tanggal 9 Ramadhan 1367 H yang bertepatan dengan tanggal 17 Agustus 1945 M (Kemensetneg, 2008).

Demikianlah Ramadan menjadi saksi akan banyaknya kisah perjuangan. Ramadan, sekalipun bulan puasa yang menekan kekuatan lahir, tapi sejatinya ia menjadi momentum penguatan batin. Maka, sadarilah bahwa kekuatan batin jauh lebih utama daripada sekadar memperhatikan kekuatan lahir.

Lantas, apa perjuangan yang mewarnai Ramadanmu hingga kini? Mari jadikan Ramadan sebagai momentum perjuangan. Perjuangan menguatkan batin, perjuangan menaklukkan hawa nafsu, perjuangan dalam ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya.

Rabu, 09 Ramadan 1445 H
Abu Musa, Agus Fadilla Sandi 

TAG