PROBLEM KEBIJAKSANAAN GENERASI MUDA (Bagian 2)

By | 20 May 2024 11:33:34 | 118 | 0
gambar oleh pexels
gambar oleh pexels

Apalagi jika dibandingkan dengan Nabi Ibrahim AS yang sejak muda, sudah berani mendakwahkan ajaran tauhid di tengah masyarakat dan pemerintahan yang musyrik. Bahkan berani menghancurkan berhala-berhala yang dipertuhankan oleh masyarakat dan pemerintahan di bawah kekuasaan Namrud tersebut (Q.S. al-Anbiya’ [21]: 59-60). Sama halnya dengan shahabat muda, ‘Abdullah ibn Mas’ud RA, sebagai orang pertama yang berani membaca al-Qur’an secara terang-terangan di depan kaum kafir Quraisy pada masa-masa awal turunnya wahyu. Saat itu, ‘Abdullah ibn Mas’ud RA membaca Surat al-Rahman; lalu dipukuli kaum kafir hingga wajah beliau terluka. Namun sejak itulah, banyak tokoh kafir yang justru penasaran dan tertarik untuk mencuri dengar bacaan Al-Qur’an dari ummat muslim, terutama dari rumah Rasulullah SAW.  

Paparan di atas menunjukkan bagaimana ketimpangan antara cita-cita dengan realita yang ditunjukkan oleh generasi muda dalam konteks semangat beragama. Dulu, di tengah kondisi yang menakutkan, generasi muda menunjukkan semangat beragama yang berkobar-kobar. Sekarang, di tengah kondisi yang aman dan tentram, generasi muda justru menunjukkan semangat beragama yang adem-ayem dan cenderung mau padam.

Problem kebijaksanaan generasi muda juga diperlihatkan dalam konteks akhlak saat berinteraksi sosial. Misalnya, Izzan (23 tahun), begitu tega menghajar ibunya hingga berlumuran darah, lalu membakar rumah orangtuanya. Ini contoh problem kebijaksanaan generasi muda terhadap orangtua. Holili, siswa SMAN 1 Torjun, Sampang, secara sadis menganiaya guru keseniannya, Ahmad Budi Cahyono, hingga meninggal dunia pada 1 Februari 2018. Ini contoh problem kebijaksanaan generasi muda terhadap guru. Pada tanggal 23 September 2018, Haringga Sirilla (23 tahun), suporter Persija Jakarta, tewas dikeroyok oleh oknum suporter Persib Bandung. Dari delapan tersangka yang ditetapkan polisi, 6 (enam) orang berstatus generasi muda (usia 16-20 tahun). Ini contoh problem kebijaksanaan generasi muda terhadap senior. 

Sungguh jauh sekali jika dibandingkan dengan cita-cita Islam sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur’an maupun Hadis. Misalnya, Nabi Isma’il AS berbakti dan taat kepada sang ayah (Nabi Ibrahim AS), sekalipun beliau mau disembelih. Kendati saat itu Nabi Isma’il AS masih berusia 13 tahun, beliau sudah menunjukkan kebijaksanaan yang luar biasa (Q.S. al-Shaffat [37]: 101-102). Perhatikan pula Yusya’ ibn Nun yang rela menempuh perjalanan panjang nan melelahkan demi menemani sang guru, Nabi Musa AS, yang diperintahkan Allah SWT agar menemui Nabi Khidhr AS (Q.S. al-Kahfi [18]: 60). Demikian halnya dengan Habil yang tetap berakhlak terpuji kepada kakaknya, Qabil, sekalipun beliau diancam akan dibunuh oleh sang kakak (Q.S. al-Ma’idah [5]: 27-28).

 

TAG